Untuk membuat sebuah
dinding bangunan, dewasa ini tersedia banyak pilihan diantaranya adalah batako,
bata merah, hebel, dan gypsum. Masing-masing
material memiliki kelebihan dan kekurangan dari segi kualitas. Pilihan material
dinding biasanya tergantung pada besarnya biaya pembangunan dan juga tingkat
kenyamanan saat bangunan ditempati.
Bila Anda merencanakan membangun sebuah dinding baru, sebaiknya kita mengetahui kelebihan dan kekurangan dari material tersebut, agar tidak timbul penyesalan di kemudian, yang apabila material ini sudah terpasang permanen dan tidak sesuai dengan yang diharapkan maka dengan terpaksa harus dibongkar untuk menggantinya.
Kekurangan dan Kelebihan dari masing-masing bahan tersebut diantaranya adalah :
- Batako, terbuat dari campuran bahan semen dan pasir kasar yang dalam proses pembuatannya dilakukan dengan cara dicetak atau dipres, yang pada bagian tengahnya berongga cukup besar. Bagian rongga ini bila tidak diisi dengan adukan pasangan merupakan titik kelemahan material ini, karna didalam dinding akan terdapat banyak ruang kosong dimana akan menyebabkan dinding yang tercipta mempunyai daya pikul beban yang rendah selain juga daya tahan terhadap benturan yangbegitu lemah. Ruang yang terbentuk dengan dinding batako akan lebih panas dibanding yang material lainnya. Kelebihanya bahan ini lebih murah anggarannya dalam hitungan meterpersegi bila dibanding bahan lain.
- Bata Merah, terbuat dari tanah liat yang dicetak kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-merahan. Dinding yang terbuat dari material bata merah akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh serta tahan lama, sehingga jarang sekali terjadi adanya keretakan dinding.
- Hebel, terbuat dari campuran pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi kekerasan hebel. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran. Saat pencampuran pasir kwarsa, semen, kapur, gypsum, air, dan alumunium pasta, terjadi reaksi kimia. Bubuk alumunium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam pasir kwarsa dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk gelembung-gelembung udara di dalam campuran hebel tadi. Gelembung-gelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua kali lebih besar dari volume semula. Di akhir proses pengembangan atau pembusaan, hidrogen akan terlepas ke atmosfir dan langsung digantikan oleh udara. Nah, rongga-rongga udara yang terbentuk ini yang membuat hebel ini menjadi ringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar